Evaluasi Ritual Bulan Syaban (Ustadz Zainal Abidin Syamsudin, Lc.)
Bersama Pemateri :
Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Zainal Abidin Syamsudin
[sc:status-tematik-ustadz-zainal-abidin-syamsudin-2014]Ringkasan Ceramah – Kajian Tematik: Evaluasi Ritual Bulan Syaban
Kita akui bahwa praktik agama umat Islam di Indonesia sering kali bercampur dengan berbagai macm praktik-praktik yang tidak sesuai dengan dalil-dalil dari Al-Quran dan Sunnah. Terlebih lagi praktik-praktik yang ada di dalam bulan Syaban yang mana saat ini kita sedang berada di dalamnya.
Secara umum kita yakini bahwa Syaban merupakan bulan yang diutamakan oleh Allah dan RasulNya walaupun tidak termasuk bulan haram. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Usamah bin Zaid, yang mana beliau berkata:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ الْأَيَّامَ يَسْرُدُ حَتَّى يُقَالَ لَا يُفْطِرُ وَيُفْطِرُ الْأَيَّامَ حَتَّى لَا يَكَادَ أَنْ يَصُومَ إِلَّا يَوْمَيْنِ مِنْ الْجُمُعَةِ إِنْ كَانَا فِي صِيَامِهِ وَإِلَّا صَامَهُمَا وَلَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنْ الشُّهُورِ مَا يَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّكَ تَصُومُ لَا تَكَادُ أَنْ تُفْطِرَ وَتُفْطِرَ حَتَّى لَا تَكَادَ أَنْ تَصُومَ إِلَّا يَوْمَيْنِ إِنْ دَخَلَا فِي صِيَامِكَ وَإِلَّا صُمْتَهُمَا قَالَ أَيُّ يَوْمَيْنِ قَالَ قُلْتُ يَوْمُ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمُ الْخَمِيسِ قَالَ ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الْأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ وَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ قَالَ قُلْتُ وَلَمْ أَرَكَ تَصُومُ مِنْ شَهْرٍ مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ قَالَ ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ يُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa beberapa hari berturut-turut, sampai-sampai dikatakan, beliau tidak pernah berbuka. Dan beliau juga berbuka beberapa hari hingga hamir beliau tidak puasa kecuali dua hari dalam sepekan, yaitu dua hari yang biasa beliau gunakan untuk berpuasa, jika tidak (berpuasa terus menerus), maka beliau akan berpuasa dua hari itu. Dan tidaklah beliau banyak berpuasa kecuali di bulan Sya’ban, Aku bertanya; “Wahai Rasulullah, engkau berpuasa seakan-akan engkau tidak pernah berbuka dan engkau berbuka seakan engkau tidak berpuasa kecuali dua hari saja, yaitu Senin dan Kamis.” Beliau bersabda: “Itulah dua hari yang amalan seorang hamba ditampakkan di hadapan Rabb semesta alam, aku senang ketika amalanku ditampakkan, diriku sedang berpuasa.” Usamah melanjutkan; kataku selanjutnya; “Dan kami tidak melihat engkau banyak berpusa kecuali di bulan Sya’ban?.” Beliau bersabda: “Itulah bulan yang orang-orang banyak yang lalai antara bulan Rajab dan Ramadhan, yaitu bulan ditampakkannya amalan-amalan, dan aku suka ketika amalanku diperlihatkan dihadapan Rabbku, sedangkan aku dalam keadaan berpuasa.”
Dari sini kita mengetahu bahwa bulan Syaban mempunyai keutamaan, namun praktik yang beredar di masyarakat terkadang melebihi apa-apa yang disebutkan di dalam hadits-hadits shahih. Akibatnya tersebarlah praktik-praktik yang justru menyalahi sunnah-sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bagaimana praktik amalan ibadah yang sesuai di bulan Syaban ini? Dan apa saja dalil-dalilnya?
Simak selengkapnya di dalam rekaman kajian dan ceramah agama berikut ini. Semoga bermanfaat.
Download Ceramah: Ustadz Zainal Abidin Syamsudin – Evaluasi Ritual Bulan Syaban
Podcast: Play in new window | Download
Mari download ceramah agama ini, dan mari share tautan ini ke Facebook, Twitter, dan Google+ yang kita miliki. Semoga Allah Ta’ala membalas kebaikan kita semua. Aamiin.
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/27236-evaluasi-ritual-bulan-syaban-ustadz-zainal-abidin-syamsudin-lc/